Jumat, 25 Desember 2015

MAKALAH IKHTIOLOGI
CHONDRICHTHYES DAN OSTEICHTHYES



 



                                                    
                                                        


                                                         Disusun oleh
Anisa Rafika                                                 (14.101020.013)
Bela Pertiwi                                                  (14.101020.043)
Doni                                                             (12.101020.035)
        M.Putra Kelana andi Purbaya                         (14.101020.027)




PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2014




DAFTAR ISI
           
KATA PENGANTAR.............................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................
       BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................                      
1.1.  Latar belakang..................................................................................              2
1.2.  Rumusan Masalah……………………….........................................             3
 1.2. Tujuan...............................................................................................             3
       BAB II
 TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................              
2.1. Pengertian Chondrichthyes................................... ............................             4
2.2. Pengertian Osteichthyes....................................................................             5
       BAB III
ISI DAN PEMBAHASAN .....................................................................
3.1. ISI......................................................................................................             5
       BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan.........................................................................................            16
5.2. Saran ..................................................................................................            16

 DAFTAR PUSAKA.................................................................................                       









KATA PENGANTAR
Puji syukur dan rasa terima kasih, penulis mengucapkan kepada ALLAH SWT. Tuhan yang maha kuasa karena atas rahmat dan hidaya-nya sehingga makalah iktiologi ini dapat dibuat dengan tepat waktu.
Dalam penulisan laporan ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa pembuatan malakah ini belum sepenuhnya memenuhi syarat walaupun sudah diusahakan semaksimal mungkin untuk menyempurnakannya. Untuk itu, penulis senantiasa mengharapkan saran dan keritik yang bersifat membangun baik dari sipembaca maupun masyarakat umum.
Penulis sangat menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan oleh sebab itu penulis mengucapkan permohonan maaf sebesar-besarnya. Untuk mencapai kesempurnaan penulis mengharapkan keritik dan saran dari semua pihak demi menambah wawasan tentang penulisan untuk kedepannya lagi.
Demikian makalah ini disusun, semoga kiranya dapat bermanfaat kita semua, dan muda-mudahan kita semua akan selalu tetap dalam lindungan Allah SWT, “Amin”


I.PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang
 Ikan mendominasi kehidupan air seluruhnya di permukaan bumi, sangat beragam dalam adaptasi morfologi, fisiologi, dan tingkah lakunya. Jumlah spesies ikan yang telah berhasil di catat adalah sekitar 21.000 spesies dan diperkirakan akan berkembang mencapai 28.000 spesies. Sedangkan para ahli mengatakan bahwa habitat atau tempat dimana ikan itu berada sangat mempengaruhi bentuk tubuh, fungsi dan ciri dari masing-masing ikan tersebut.
Makalah yang disusun ini mengenai tulang rawan pada ikan (Elasmobranchii) dan tulang sejati pada ikan (Osteischthyes).          
Didalam ilmu ichthyologi mempelajari tentang ilmu tulang pada ikan diantarannya adalah ikan yang terdiri dari tulang sejati dan terdiri dari tulang rawan.Seluruh rangka Elasmobranchii terdiri dari tulang rawan, sedangkan Osteischthyes terdiri dari tualang sejati. Tulang Osteichthyes awalanya terbentuk dari tulang rawan,kemudian materinya menjadi tulang sejati dalam bentuk khusus melalui proses osifikasi. selain itu, dalam beberapa ikan, modifikasi kerangka sirip mempercepat penempatan sperma ke dalam saluran reproduksi betina. Ada yang membahas sistem rangka, yang terdiri dari tulang sejati yang di bedakan menjadi tiga bagian yaitu rangka Axial, rangka Visceral dan rangka Appendicular, dimana rangka yang dimiliki oleh ikan tersebut mempunyai banyak fungsi bagi ikan tersebut diantaranya: untuk menegakkan tubuh, menunjang dan menyokong organ-organ tubuh, melindungi organ-organ tubuh dan berperan penting dalam pembentukkan butir darah. Dan aspek lain yang dipelajari dalam ilmu ichtyologi ini adalah hipofisa ikan, dimana hipofisa ikan ini merupakan salah satu ilmu dasar yang penting untuk diketahui dan dipelajari oleh mereka yang berkecimpung dalam bidang perikanan. baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena hipofisa adalah organ yang penting pada ikan untuk merangsang hormon reproduksi. Dalam kenyataannya pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah keturunan, ketahanan tubuh terhadap penyakit dan kemampuan untuk memanfaatkan makanan, sedangkan faktor eksternal adalah kondisi lingkungan dan ketersediaan pakan bagi ikan. Pertumbuhan merupakan perubahan bentuk baik panjang maupun berat sesuai dengan perubahan waktu. Dapat juga dijelaskan bahwa pertumbuhan pada ikan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, makanan, ruang, suhu dan beberapa faktor lainnya. Secara tidak langsung faktor-faktor ini sangat mempengaruhi bentuk dan kondisi rangka yang membangun tubuh ikan tersebut. Hal inilah yang mendasari dilakukan pengamatan terhadap salah satu jenis ikan laut yang dijadikan sebagai objek praktikum, yang dilihat dari beberapa aspek seperti: bentuk tubuh, bagian luar tubuh, sistem integumen, sistem otot, linea lateralis, jumlah sisik pada tubuh dan ukuran dari beberapa bagian dari tubuh ikan tersebut yang dipengaruhi oleh faktor-faktor di atas.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas , permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu struktur morfologi pada ikan yang tergolong pada kelas chondrichthyes dan kelas osteichthyes serta pada ikan apa saja yang tergolong dalam kelas chondrichthyes dan dalam kelas osteichthyes
1.3. Tujuan
Dalam penyusunan makalah ini bertujuan untuk
1.      mengetahui jenis-jenis ikan apa saja yang termasuk dalam kelas chondrichthyes dan kelas osteichthyes
2.     Mempelajari dan mengetahui struktur morfologi bentuk luar tubuh ikan elasmobranchi (chondrichthyes) dan teleostei (osteichthyes).
3.     Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang jenis ikan yang termasuk dalam tulang rawan dan tulang sejati
4.     Menambah informasi dalam dunia perikanan mengenai kelas-kelas pada ikan yang tergolong dalam ikan yang bertulang rawan dan bertulang sejati


II. TINJAUAN PUSTAKA
            Ikan adalah hewan bertulang belakang yang berdarah dingin, hidup di air, pergerakan dan keseimbangan tubuhnya menggunakan sirip dan bernafas dengan insang. Kelas Pisces, Sub kelas Teleostei, Ordo Perciformes, Family Cichlidae Genus Oreochromis dan Spesies Orechromis mossambicus (SAANIN, 1984). Chondrichthyes atau ikan bertulang rawan adalah ikan berahang, mempunyai sirip berpasangan, lubang hidung berpasangan, sisik, jantung beruang dua, dan rangka yang terdiri atas tulang rawan bukan tulang sejati. Mereka dibagi menjadi dua subkelas:Elasmobranchii (hiu, pari dan skate) and Holocephali (kimera, kadang-kadang disebut hiu hantu, dan kadang dipisahkan menjadi kelas tersendiri). Osteichthyes atau disebut juga Ikan bertulang sejati adalah kelas dari anggota hewan bertulang belakang yang merupakan subfilum dariPisces. Osteichthyes berasal dari bahasa Yunani, yaitu osteon yang berati tulang dan ichthyes yang berarti ikan. Hidup di laut, rawa-rawa, atau air tawar. Rangka dari ikan  bertulang rawan yang hidup di air-air payau. Notokorda, yang ada pada yang muda, lambat laun digantikan oleh tulang rawan. Chondrichthyes juga tidak punya rusuk, maka jika mereka keluar dari air, berat tubuh dari spesies besar dapat menghancurkan organ dalam mereka sendiri lama sebelum mereka lentur. Karena tidak memiliki sumsum tulang, sel darah merah diproduksi di limpa dan jaringan khusus di kelaminnya. mereka juga menghasilkan organ yang disebut Organ Leydig (penghasil sel darah merah) yang hanya ditemukan pada ikan bertulang rawan, meski beberapa tidak memilikinya. Organ unik lain adalah organ epigonal yang mungkin berperan dalam sistem kekebalan. Subkelas Holocephali, grup yang sangat terspesialisasi, tidak mempunyai kedua organ ini.Chondrichthyes terdiri dari Fossil hidup Seperti Hiu. Semua jenis ikan yang termasuk dalam kelas Osteichthyes memiliki sebagian tulang keras, mulut dan lubang hidungnya ventral, celah-celah pharyngeal tertutup (tidak terlihat dari luar) dan jantungnya hanya memiliki satu ventrikel. [2] Jantung beruang dua, darah berwarna pucat, mengandung eritrosit yang berinti dan leukosit. Ikan ini juga mempunyai sistem limfa dan sistem porta renalis. Mempunyai hati yang berkantong empedu. Lambung dipisahkan dari usus oleh sebuah katup, mempunyai kloaka, tetapi tidak jelas adanya pankreas. Terdapat gelembung renang. Mempunyai gurat sisi, indra mata, telinga dalam dengan tiga saluran semisirkulerdan memiliki otolit untuk keseimbangan. Bernapas dengan insang yang memiliki tutup insang (operkulum). Ikan yang termasuk dalam kelas chondrichthyes adalah ikan hiu dan ikan pari. Sedangkan ikan yang termasuk ke dalam kelas osteichthyes diantaranya Ikan lele (Ameiurus melasBelut (Anguilla sp.), Ikan bader (Perca sp.), Kuda laut (Hippocampus sp.), Salmon (Oncorhynchus sp.), Sarden (Sardinops caerulea), Ikan paru (Noeceratodus sp.), Tuna (Scomber scombrus), Ikan terbang (Cypselurus sp.), Ikan mas (Carassius auratus), Ikan perak (Cymatogaster aggregatus), Ikan bandeng, Ikan gurami.

III. ISI
PEMBAHASAN
Chondrichthyes atau ikan bertulang rawan adalah ikan berahang, mempunyai sirip berpasangan, lubang hidung berpasangan, sisik, jantung beruang dua, dan rangka yang terdiri atas tulang rawan bukan tulang sejati. Mereka dibagi menjadi dua subkelas:Elasmobranchii (hiu, pari dan skate) and Holocephali (kimera, kadang-kadang disebut hiu hantu, dan kadang dipisahkan menjadi kelas tersendiri). Dikenal empat kelas ikan dan vertebrata sejenis ikan, antara lain kelas Agnatha atau vertebrata tidak berahang yang diwakili Ostrachodermi (punah) dan yang masih ada adalah Cyclostoma (Lamprey danHagfish ), ikan purba berahang kelas Placodermi (punah), kelas Chondrichthyes atau ikan kartilago/tulang rawan (ikan hiu, pari dan chimaera) dan kelas Osteichthyes atau ikan bertulang sejati.
Kelas Chondrichthyes masuk dalam superkelas Gnathostomata. Vertebrata kelas Chondrichthyes, hiu dan kerabatnya, disebut ikan bertulang rawan karena mereka memiliki endoskeleton yang relatif lentur yang terbuat dari tulang rawan dan bukan dari tulang keras. Namun demikian, pada sebagian besar spesies, beberapa bagian kerangka diperkuat oleh butiran berkalsium. Terdapat sekitar 750 spesies yang masih hidup dalam kelas ini. Rahang dan sirip-berpasangan berkembang dengan baik pada ikan bertulang rawan. Subkelas yang paling besar dan paling beranekaragam terdiri dari hiu dan ikan pari. Subkelas kedua terdiri atas beberapa lusin spesies ikan yang tidak umum yang disebut chimaera dan ratfish.
Ciri-ciri dari Chondrichthyes diantaranya yaitu :
Rangka tulang rawan; Kerangka bertulang rawan pada ikan-ikan kelas ini adalah karakteristik yang diperoleh, bukan karakteristik primitif. Hal itu disebabkan leluhur Chondrichthyes ternyata memiliki kerangka bertulang keras dan kerangka bertulang rawan yang merupakan karakteristik kelas itu berkembang setelahnya. Selama perkembangan sebagian besar vertebrata, mula-mula kerangka tersusun atas tulang rawan, kemudian menjadi tulang keras (mengeras) seiring dengan mulai digantinya matrik tulang rawan yag lunak dengan matrik kalsium fosfat yang keras (Neil A. Campbell, 2003)


1.      Ada yg bersisik dan ada pula yang tidak
2.      Celah insang ada satu pasang, lima pasang dan tujuh pasang
3.      Letak celah insang lateral dan ventral
4.      Mulut terletak pada sisi ventral
5.      Ada yang mempunyai spirakulum dan ada yang tidak
6.      Sirip berpasangan
7.       Tidak memiliki gelembung udara
8.      Lubang hidung sepasang; Lubang hidung pada kelas chondrichtyes hanya berfungsi untuk penciuman, dan untuk bernafas.
9.      Jantung beruang dua
Klasifikasi Kelas Chondrichtyes
1. Subkelas Elasmobranchi yang dibedakan atas:
a. Ordo Squaliformes, contoh: Cirrhigaleus asper
b. Ordo Rajiformes, contoh: Dasyatis brevicaudata, Aetobatus narinari
2. Subkelas Holecephali;
Ordo Chimaeriformes, contoh: Hydrolagus colliei, Hydrolagus melanophasma
Ordo Squaliformes mencakup semua jenis ikan hiu sedangkan ordo Rajiformes mencakup jenis-jenis ikan pari. Terdapat beberapa perbedaan antara ikan hiu dan ikan pari yaitu dalam hal letak celah insang, perlekatan sirip dada dan wujud dari ekornya. Subkelas Holocephali mencakup jenis ikan langka yang disebut ikan tikus. Ikan ini tidak mirip dengan ikan hiu ataupun ikan pari dalam hal bentuk tubuh dan jumlah celah insangnya.
Morfologi dan Fisiologi
Ikan hiu dan ikan pari rahangnya bersendi pada tulang posterior atau pada elemen hiomandibula dari lengkung insang ke-2. Gigi ikan hiu berkembang baik yang membuatnya ditakuti organisme lain. Insang merupakan ciri sistem pernafasan pada ikan. Secara embriologis, celah insang tumbuh sebagai hasil dari serentetan evaginasi faring yang tumbuh keluar dan bertemu dengan invaginasi dari luar. Terdapat variasi perlengkapan insang pada berbagai ikan. Ikan hiu dan ikan pari memiliki 5-7 pasang celah insang ditambah pasangan celah anterior non respirasi yang disebut spirakel. Ikan hiu ataupun ikan bertulang rawan pada umumnya, tidak ditemukan struktur yang mirip paru-paru.
Ada beberapa ikan hiu dan ikan pari yang mempunyai organ luminesen. Bioluminesen adalah pancaran sinar oleh organisme, sebagai hasil oksidasi dari berbagai substrat dalam memproduksi enzim. Susunan substratnya disebut lusiferin dan enzim yang sangat sensitive sebagaikatalisator oksidasi disebut lusiferase. Organ luminesen (organ yang mampu menghasilkan sinar) ditemukan pada beberapa ikan hiu, ikan pari berlistrik (Benthobatis moresbyi) dan beberapa ikan tulang keras khususnya yang tinggal di laut dalam. Adanya organ yang memproduksi sinar ini dapat digunakan untuk menaksir kedalaman laut, dimana ikan tersebut tinggal.
Berikut adalah ikan yang tergolong dalam kelas Chondrichtyes :
1.    Ikan hiu (Carcharias menissorah)
a.    Morfologi
Ikan hiu kecil (+ 1 m), memiliki banyak silindris, ujung lancip, kepala pipih. Ada sirip median dorsal. Sirip kaudal heteroserkal. Yang berpasangan adalah sirip pektoral dan sirip pelvik. Pada yang jantan, sirip kaudal itu berubah menjadi klasper (organ untuk memeluk ikan hiu betina ketika perkawinan). Mulut ventral. Lubang hidung dua buah, di sebelah ventral kepala. Mata di sebelah lateral. Celah insang 5 buah, di belakang mata. Disebelah dorsal depan mata ada spirakulum, yaitu peninggalan celah insang 5 buah, di belakang mata. Di sebelah dorsal depan mata ada spirakulum, yaitu peninggalan celah insang. Lubang kloaka di antara sirip pelvik. Tubuh tertutup dengan sisik-sisik plakoid yang asalnya homolog dengan gigi (mesodermal dan ektodermal). Seperti pada gigi, sisik placoid itu berisi dentin (mesodermal) dan dilapisi dengan email (ektodermal) (Djarubito, 1989: h. 185).
b.    Anatomi
Pada pengamatan anatomi ikan hiu ditemukan adanya jantung yang termasuk sistem sirkulasi, ginjal yang termasuk sistem ekskresi, kantung empedu, hati, lambung, pankreas, dan anus yang termasuk sistem pencernaan ikan hiu.
c.    Sistem respirasi
Dengan membuka dan menutup mulut ikan hiu menghalau air ke dalam mulut dan menekan keluar dengan kekuatan (mulut menutup) melalui celah insang dan spiracle. Insang tersusun atas filamen (lembaran-lembaran) yang banyak mengandung pembuluh darah kapiler. Darah dari ventral aorta akan melalui kapiler tersebut melepaskan COdan mengikat oksigen yang larut dalam air(Jasin, 1984: h. 46).
d.   Sistem Pencernaan
Alat pencernaan terdiri atas cavum oris, pharynx, oesophagus, ventriculus, cloaca, dan anus. Di dalam cavum oris terdapat gigi pada rahang dan menghadap ke arah belakang guna menahan mangsa yang akan di telan, lidah yang pipih pada dasar cavum oris. Lambung berbentuk U dan pada bagian posterior terdapat otot daging sphincter. Di dalam intestinum terdapat klep spiral yang membantu penyerapan makanan. Hepar terdiri atas dua bagian menempati rongga sebelah anterior dan padanya terdapat vesica felea (kantung empedu) ke dalam intestinum(Jasin, 1984: h. 44).
e.    Sistem sirkulasi
Jantung hanya mempunyai satu atrium dorsal (aurikel) yang menerima darah dari sinus venosus, dan satu ventrikel ventral yang memompa darah ke konus arteriosus. Dari konus itu darah selanjutnya menuju aorta ventral yang lalu bercabang-cabang menjadi 5 buah arteri brankial aferen, terus masuk ke dalam insang(Djarubito, 1989: h. 186).
f.     Sistem Reproduksi
Fertilisasi internal. Ikan hiu jantan mempunyai alat kopulasi yang disebut klasper (penjepit). Yang betina mempunyai 2 ovarium di dekat ujung anterior kavum abdominal. Telur yang masak melepaskan diri, menembus selaput ovarium, dan masuk kedalam selom. Telur itu lalu ditarik masuk ke dalam ostium yang membentuk corong, terus masuk oviduk. Ujung posterior oviduk itu masing-masing membesar menjadi uterus. Dalam uterus embrio berkembang sampai menjadi ikan hiu yang dapat berenang. Hiu jantan mempunyai 2 testes. Spermatozoa mencapai saluran Wolff melalui vas eferen yang banyak jumlahnya. Saluran Wolff itu berfungsi sebagai vas deferens(Djarubito, 1989: h. 189).
g.    Habitat
Ikan hiu (Carcharias menissorah) hidup di selurh perairan laut dan samudra di dunia. Hewan ini biasanya melakukan migrasi kebeberapa tempat dengan melakukan perjalanan jauh, hal ini dilakukan untuk mencari mangsa dan perkembangbiakannya.

h.    Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari ikan hiu (Carcharias menissorah) adalah :
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Chondrichthyes
Ordo               : Selachi
Famili              : Carchariadae
Genus              : Carcharias
Spesies            : Carcharias menissorah

2.    Ikan Pari (Trygon sephen)
a.    Morfologi
Bentuk umum ikan pari adalah pipih dengan ekor yang panjang, pada bagian dorsalnya terdapat mata yang berdekatan dengan spiracle sebagai alat indera, pinna pectoralis pada kedua sisi paling sudut dari tubuhnya, pinna pelvic yang berdekatan dengan ekor, dan clasper yang berfungsi untuk memeluk ikan betina saat proses perkawinan.
b.    Anatomi
Bagian anatomi yang nampak pada saat pembedahan ikan pari tersebut adalah mulut, hati, empedu, pankreas, lambung, usus, dan anus yang termasuk ke dalam alat sistem pencernaan, adapun jantung berperan sebagai sistem sirkulasi ikan pari.
c.    Sistem Respirasi
Ikan pari melakukan respirasi dengan membuka dan menghalau air ke dalam mulut dan menekan keluar dengan kekuatan menutup mulut melalui celah insang dan spiracle, insangnya terdiri atas filamen yang banyak mengandung pembuluh darah, meliputi Archus branchia, Filamen branchia, Gill rakers.
d.   Sistem Pencernaan
Alat pencernaannya terdiri atas mulut, faring, esofagus, lambung, usus, kloaka, dan anus. Pada mulut terdapat rahang yang bergigi. Faring terbuka dan berhubungan dengan 5 celah insang. Hepar terdiri dari 2 bagian menempati rongga sebelah anterior dan ada kelenjar pankreas.
e.    Sistem Sirkulasi
Cor terdiri atas sinus venosus yang berdinding agak tebal dilanjutkan oleh auriculum dan ventriculum yang berdinding tebal. Kemudian bersambung dengan conus arteriosus terus ke ventral aorta yang bercabang 5 pasang arteri afferent branchialis mengambil Oyang terdapat dalam gelembung udara yang ada di dalam air. Kemudian melalui 4 pasang afferent branchialis darah masuk aorta dorsalis yang menjulur memanjang sepasang pertengahan dorsalis dari rongga coelom (Djarubito, 1989: h.  186).
f.     Sistem Reproduksi
Seks terpisah, alat kelamin jantan berupa sepasang testis dan beberapa vasa eferensia yang menuju vasa deferensia. Saluran itu terbentang di bawah ginjal dan berakhir pada papilae urogenitalia. Alat kelamin betina terdiri dari sebuah ovarium yang menggantung di sebelah dorsal dengan satu membran dan dua buah oviduk yang menjulur disepanjang tubuh(Jasin, 1984: h. 47).
g.    Habitat
Ikan pari (Trygon sephen) dapat ditemukan di laut. Ikan ini pada umumnya berenang disekitar dasar laut dengan mulut terbuka untuk mencari makanan disekitarnya.
h.    Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari ikan pari (Trygon sephen) adalah :
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Chondrichthyes
Ordo                : Rajida
Famili              : Myliobatidae
Genus              : Trygon
Spesies            Trygon sephen

            Osteichthyes dalam bahasa yunani, osteon yang berarti tulang sedangkan ichthys yang berarti ikan. Osteichthyes hidup di air laut, air tawar dan juga rawa-rawa. Osteichthyes memiliki ukuran tubuh yang beragam antara 1 cm-6 m. Osteichthyes adalah ikan yang memiliki tulang sejati dengan endoskeleton yang mengandung matriks kalsium fosfat yang keras. Kulit yang ditutupi oleh sisik bertipe ganoid, sikloid, atau stenoid. namun ada juga yang tidak bersisik. Otot tubuh yang bersegmen-segmen. Mulut berahang dengan gigi dan lidah. Osteichthyes bernapas dengan insang yang ditutupi dengan operkulum (tutup insang). Osteichthyes mempunyai gelembung renang dengan fungsi membantu pernapasan dan sebagai alat dalam hidrostatik, yaitu menyesuaikan berat tubuh dengan kedalaman air. Darah yang memiliki warna pucat dengan kandungan eritrosit berinti dan leukosit. Osteichthyes memiliki limpa yang berwarna merah. Osteichthyes memiliki alat pencernaan yang lengkap mulai dari mulut, faring, esofagus, lambung, usus dan anus. Antara lambung dengan usus dipisahkan oleh katup. Osteichthyes mempunyai hati yang berukuran besar dan kantong empedu. Osteichthyes memiliki pankreas yang tidak jelas keberadaannya. Alat ekskresi yang berupa sepasang ginjal yang berwarna kehitaman dan urine yang dikeluarkan melalui sinus urogenital. Alat indra yang berupa mata, telinga, saku olfaktoris pada moncong dan gurat sisi yang digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan tekanan arus air. Alat kelamin terletak terpisah. Umumnya bersifat ovipar dan fertilisasi internal, namun ada juga vivipar dan fertilisasi ekternal. Contohnya pada ikan perak (Cymatogaster aggregata).  Pada saat ini terdapat sekitar 300.000 spesies Osteichthyes yang teridentifikasi antara lain ikan mas koki (Carrasius auratus), ikan terbang (Cypselurus sp), kuda laut (Hippocampus sp), ikan lele (Ameiurus melas), ikan gabus (Channa striata), ikan arwana (Osteoglassum bicirrhosum). 
Ikan bertulang sejati berbeda dengan ikan bertulang rawan dalam berbagai hal. Salah satu perbedaannya ialah pada perkembangan paru-paru dan gelembung renang sebagai suatu divertikulum dari usus bagian depan. Gelembung renang merupakan alat hidrostatik, sedangkan paru-paru merupakan ciri khas dari tiga subclass ikan bertulang sejati yaitu Crossoptreygii dan Brachyopterygii. Crossoptreygii di dalamnya termasuk Rhipidistia yang sekarang telah musnah yang diduga merupakan leluhur dari tetrapoda, dan ikan paru-paru sekarang. Pada subkelas ketiga yaitu Actinopterygii divertikulum dari usus depan berkembang menjadi gelembung renang yang mempunyai fungsi sebagai alat hidrosttik.
Kelas Osteichthyes (Ikan Bertulang Sejati) memiliki ciri-ciri :
1.      Kulit ditutupi dengan sisik dermal yang pipih atau plat tulang, tapi kadang-kadang tidak bersisik.
2.      Rahang merupakan struktur yang kompleks dibangun oleh sejumlah tulang sejati terutama tulang dermal (unsur tulang rawan yang direduksi).
3.      Pada umumnya rangka terdiri atas tulang sejati, tapi tulang rawan terdapat pada beberapa golongan (Coelacanthiformes dan Acipenseridae).
4.      Ruang insang ditutupi dengan tiga tulang dermal yang besar disebut operculum. Tiap lengkung insang berfilamen (septum direduksi dan tidak melebihi panjang filamen).
5.      Paru-paru atau gelembung renang berkembang sebagai penonjolan keluar dari saluran pencernaan makanan.

Beberapa jenis hewan yang hidup di dalam air sering disebut dengan “fishes” , Ilmu yang mempelajari tentang hewan tersebut disebut Ichthyolog. Sering juga diberi nama Pisces (bhs. Latin). Kelas penting pada hewan yang hidup di air adalah kelas Agnatha (Lampreys dan Hagfishes), kelas Chondricthyes dan Kelas Osteichthyes.
Adapun karakteristik pada ikan yaitu diantaranya :
1.        Bentuk tubuh panjang dan silindris pada daerah ekor.
2.        Daerah mulut terdapat pada ventro-anterior.
3.        Terdapat 2 ginjal dengan saluran yang berhubungan dengan saluran urogenital.
4.        Otak berdiferensiasi dengan 10 pasang syaraf cranial.
5.        Temperatur tubuh bersifat poikilothermis.
6.    Gonad tunggal, besar, dan tanpa saluran. Sedangkan fertilisasi berlangsung secara eksternal.
7.        Terdapat insang yang merupakan susunan dari tulang kartilago.

Diantara semua kelas vertebrata, ikan bertulang keras (Kelas Osteichthyes) adalah yang paling banyak jumlahnya, baik dalam hal jumlah individu maupun dalam jumlah spesies (sekitar 30.000). berukuran antara 1 cm dan lebih dari 6m, ikan bertulang keras sangat melimpah di laut dan hampir setiap habitat air tawar.
Hampir semua ikan bertulang keras memiliki endoskeleton dengan matriks kalsium fosfat yang keras. Kulitnya seringkali tertutupi dengan sisik pipih bertulang yang berbeda strukturnya dari sisik berbebtuk gigi pada hiu. Kelenjar pada kulit ikan bertulang keras, menekresikan mukus yang memberikn hewan itu kulit licin yang khas, suatu adaptasi yang mengurangi gesekan selama berenang sama dengan hiu, ikan bertulang memiliki sistem gurat sisi yang tampak jelas sekali sebagai barisan saluran kecil pada kulit disetiap sisi tubuh.
Ikan bertulang keras bernafas melewatkan air melalui empat atau lima pasang insang Air disedot ke dalam mulut, melalui faring, dan keluar diantara celah insang karena pergerakan operkulum dan kontraksi otot yang mengelilingi ruang insang tersebut. yang terletak di dalam ruangan-ruangan yang tertutup oleh suatu penutup pelindung yang disebut operkulum. Proses ini memungkinkan seekor ikan bertulang untuk bernafas saat diam atau tidur. Adaptasi lain dari sebagian besar ikan bertulang keras yang tidak ditemukan pada hiu adalah gelembung renang suatu kantung udara yang membantu mengontrol  pengambangan ikan tersebut. Perpindahan gas-gas antara kantung renang dan darah mengubah volume kantong itu dan menyesuaikan kerapatan ikan. Akibatnya, banyak ikan bertulang keras, berlawanan dengan sebagian besar hiu, dapat menghemat energi dengan cara tidak bergerak.
Ikan bertulang keras umumnya adalah perenang yang dapat mengontrol arah, siripnya yang lentur lebih sesuai untuk pengendalian dan pendorongan dibandingkan dengan sirip hiu yang lebih kaku. Ikan bertulang keras yang paling cepat, yang dapat berenang dalam jarak pendek dengan kecepatan mencapai 80 km/jam, memiliki bentuk badan dasar yang sama dengan hiu. Ternyata, bentuk tubuh ini yang disebut fusiform (yang meruncing pada kedua ujung), sangat umum ditemukan pada semua ikan perenang cepat dan mamailia air seperti anjing laut dan paus. Air kurang lebih ribuan kali lebih rapat dibandingkan dengan udara dan dengan demikian tonjolan sedikit saja yang menyebabkan gesekan akan lebih mengganggu pada ikan dibandingkan pada burung. Terlepas dari asal usul mereka yang berbeda, kita seharusnya memperkirakan bahwa ikan perenang cepat da mamalia laut memiliki bentuk yang langsing karena hukum hidrodinamika bersifat universal. Inilah contoh lain evolusi kovergen.
Rincian mengenai reproduksi ikan bertulang keras sangat bervariasi. Sebagian besar spesies adalah hewan ovivar, yang bereproduksi dengan fertilisasi eksternal setelah betina melepaskan sejumlah besar telur kecil. Namun demikian, fertilisasi internal dan kelahiran merupakan karakteristik spesies yang lain.
Baik ikan bertulang rawan maupun ikan bertulang keras menjadi sangat beranekaragam selama masa Devon dan Karboniferus, tetapi jika hiu pertama kali muncul dilaut, ikan bertulang keras muncul pertama kali di air tawar. Gelembung renang telah termodifikasi dari paru-paru sederhana yang telah membantu memperbesar pertukaran gas pada insang, mungkin di dalam kolam atau rawa yang tenang dengan kandungan oksigen yang rendah. Kedua kelompok utama (subclass) ikan bertulang keras yang ada saat ini telah memisah di akhir masa Devon.
Perbedaan antara  Chondrichthyes dan Osteichthyes terletak pada penyusunnya. Adapun perbedaan diantara keduanya adalah :
1.      Chondrichtyes memiliki kerangka dari tulang rawan sedangkan Osteichthyes memiliki kerangka dengan tulang keras.
2.     Chondrichtyes tidak memiliki tutup insang (operculum) sedangkan pada Osteichthyes sudah memiliki tutup insang (operculum).
3.      Chondrichtyes memiliki sisik dengan tipe sisik plakoid sedangkan pada Osteichthyes memiliki sisik dengan tipe sisik sikloid.
4.    Pada chondrichtyes terjadi fertiliasi secara internal, bersifat vivipar dan ovovivipar sedangkan pada Osteichthyes terjadi fertilisasi secara eksternal (di luar tubuh) dan bersifat ovipar.
5.    Chondrichtyes memiliki usus yang pendek dan lebar berisi membran ulir untuk menyerap makanan lebih lama sedangkan pada Osteichthyes ususnya panjang dan ramping menggulung.
6.   Chondrichtyes cenderung hidup di air laut sedangkan Osteichthyes hidupnya di air.


III. PENUTUP
3.1. kesimpulan
            Ikan adalah hewan bertulang belakang yang berdarah dingin, hidup di air, pergerakan dan keseimbangan tubuhnya menggunakan sirip dan bernafas dengan insang. Kelas Pisces, Sub kelas Teleostei, Ordo Perciformes, Family Cichlidae Genus Oreochromis dan Spesies Orechromis mossambicus (SAANIN, 1984). Chondrichthyes atau ikan bertulang rawan adalah ikan berahang, mempunyai sirip berpasangan, lubang hidung berpasangan, sisik, jantung beruang dua, dan rangka yang terdiri atas tulang rawan bukan tulang sejati. Mereka dibagi menjadi dua subkelas:Elasmobranchii (hiu, pari dan skate) and Holocephali (kimera, kadang-kadang disebut hiu hantu, dan kadang dipisahkan menjadi kelas tersendiri). Osteichthyes atau disebut juga Ikan bertulang sejati adalah kelas dari anggota hewan bertulang belakang yang merupakan subfilum dariPisces. Osteichthyes berasal dari bahasa Yunani, yaitu osteon yang berati tulang dan ichthyes yang berarti ikan. Hidup di laut, rawa-rawa, atau air tawar. Rangka dari ikan  bertulang rawan yang hidup di air-air payau.
3.2. Saran
      Makalah yang kelompok kami buat masih jauh dari kata sempurna maka dari itu penulis menyarankan agar pembaca selalu terus mencari informasi mengenai isi dari makalah ini. Saran yang membangun sangat dibutuhkan oleh penulis agar penulis kedepannya lebih baik guna untuk diri kita maupun bangsa.


DAFTAR PUSTAKA




 
PERTANYAAN
1. Dari Kasman
Ø Sebutkan contoh ikan yang termasuk dalam ikan tulang sejati ?
2. Dari Prili Prismayanti
Ø Jelaskan tentang Sistem Digestoria (Sistem Pencernaan), Muscularia (Sistem Otot), dan Sistem Skeleton ( Sistem Rangka )
3. Dari Fahrizal Amir
Ø Apakah insang ikan berbeda-beda pada kedalaman yang berbeda-beda juga ?

JAWABAN
1. Contoh ikan yang bertulang sejati
2. Sistem digestoria, Muscularia, dan  skeleton
A. Sistem Digestoria (Sistem Pencernaan)
Menurut Rahardjo (1985), sistem digestoria meliputi 2 bagian yaitu pencernaan dan kelenjar pencernaan.
1.      Pencernaan
Mulai dari muka ke belakang, saluran pencernaan tersebut terdiri dari mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus.
a. Mulut
Bagian terdepan dari mulut adalah bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir tidak berkembng dan malahan hilang secara total karena digantikan oleh paruh atau rahang (ikan famili scaridae, diodotidae, tetraodontidae). Pada ikan belanak atau tambakan, bibir berkembang dengan baik dan menebal, bahkan mulutnya dapat disembulkan. Keberadaan bibir berkaitan erat dengan cara mendapatkan makanan. Di sekitar bibir pada ikan tertentu terdapat sungut, yang berperan sebagai alat peraba. Mulut terletak di ujung hidung dan juga terletak di atas hidung (Rahardjo, 1985).
b. Rongga mulut
Di bagian belakan mulut terdapat ruang yang disebut rongga mulut. Rongga mulut ini berhubungan langsung dengan segmen faring. Secara anatomis organ yang terdapata pada rongga mulut adalah gigi, lidah dan organ palatin. Permukaan rongga mulut diselaputi oleh lapisan sel permukaan (epitelium) yang berlapis. Pada lapisan permukaan terdapat sel-sel penghasil lendir (mukosit) untuk mempermudah masuknya makanan. Disamping mukosit, di bagian mulut juga terdapat organ pengecap (organ penerima rasa) yang berfungsi menyeleksi makanan
                                                                                                                                                                                                                c. Farings
Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mlut, masih ditemukan organ pengecap, Sebagai tempat proses penyaringan makanan.
d. Esofagus
Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa, mengandung lendir untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan laut, esofagus berperan dalam penyerapan garam melalui difusi pasif menyebabkan konsentrasi garam air laut yang diminum akan menurun ketika berada di lambung dan usus sehingga memudahkan penyerapan air oleh usus belakang dan rectum (proses osmoregulasi)
e. Lambung
Lambung merupakan segmen pencernaan yang diameternya relatif lebih besar bila dibandingkan dengan organ pencernaan yang lain. Besarnya ukuran lambung berkaitan dengan fungsinya sebagai penampung makanan. Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel mukus yang mengandung mukopolisakarida yang agak asam berfungsi sebagai pelindung dinding lambung dari kerja asam klorida. Sebagai penampung makanan dan mencerna makanan secara kimiawi. Pada ikan-ikan herbivora terdapat gizard (lambung khusus) berfungsi untuk menggerus makanan (pencernaan secara fisik).
f. Pilorus
Pilorus merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus depan. Segmen ini sangat mencolok karena ukurannya yang mengecil/menyempit.
g. Usus ( intestinum)
Merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan. Intestinum berakhir dan bermuara keluar sebagai anus. Merupakan tempat terjadinya proses penyerapan zat makanan
h. Rektum
Rektum merupakan segmen saluran pencernaan yang terujung. Secara anatomis sulit dibedakan batas antara usus dengan rektum. Namun secara histologis batas antara kedua segmen tersebut dapat dibedakan dengan adanya katup rektum.
i. Kloaka
Kloaka adalah ruang tempat bermuaranya saluran pencernaan dan saluran urogenital. Ikan bertulang sejati tidak memiliki kolaka, sedangkan ikan bertulang rawan memiliki organ tersebut.
j. Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak di sebelah depan saluran genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya memanjang, anus terletak jauh dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor. Sedangkan ikan yang tubuhnya membundar, posisi anus terletak jauh di depan pangkal ekor mendekati sirip dada.(Rahardjo, 1980).
2.    Kelenjar Pencernaan
Kelenjar pencernaan berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya akan bertugas membantu proses penghancuran makanan. Enzim pencernaan yang dihasilkan oleh ikan buas juga berbeda dengan ikan vegetaris. Ikan buas pada umumnya menghasilkan enzim-enzim pemecah protein, sedangkan ikan vegetaris menghasilkan enzim-enzim pemecah karbohidrat. Kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas. Disamping itu, saluran pencernaannya (lambung dan usus) juga berfungsi sebagai kelenjar pencernaan.
Hati meupakan organ penting yang mensekresikan bahan untuk proses pencernaan. Organ ini umumnya merupakan suatu kelenjar yang kompak, berwarna merah kecokelatan. Posisi hati terletak pada rongga tubuh bagian bawah, di belakang jantung dan disekitar usus depan. Di sekitar hati terdapat organ berbentuk kantong kecil, bulat, oval atau memanjang dan berwarna hijau kebiruan, organ ini dinamakan kantung empedu yang fungsinya untuk menampung cairan empedu yang disekresikan oleh organ hati. Secara umum hati berfungsi sebagi tempat metabolisme karbohidrat, lemak dan protein serta tempat memproduksi cairan empedu (Rahardjo, 1985).
Pankreas merupakan organ yang mensekresikan bahan (enzim) yang berperan dalam proses pencernaan. Pankreas ada yang berbentuk kompak dan ada yang diffus (menyebar) di antara sel hati. Letak penkreas berdekatan dengan usus depan sebab saluran pankreatik bermuara ke usus depan. Saluran pankreatik yaitu saluran-saluran kecil yang bergabung satu sama lain dan pada akhirnya akan terbentuk saluran yang keluar dari pankreas menuju usus depan (Rahardjo, 1985).
B. Sistem Muscularia (Sistem Otot)
Pada umumnya otot ikan mempunyai otot utama, yaitu otot polos, otot jantung, dan otot rangka (otot skeletal). Jika ditinjau dari sifatnya ada yang bersifat voluntary yaitu otot yang sifatnya dipengaruhi oleh kemauan syaraf sadar dan involuntary yaitu otot yang sifatnya tidak dipengaruhi oleh kemauan syaraf sadar (Rahardjo, 1985).
Otot ikan dibagi menjadi 3 yaitu :
a.      Otot Rangka
Susunan otot rangka pada badan mempunyai sifat kokoh dan berfungsi membentuk tubuh dan bergerak. Berkas-berkas otot badan bagian lateral (myomore), akan nam¬pak sebagai daging jika ikan dikuliti atau dipotong se¬cara melintang. Myomore diikat oleh suatu bagian yang merupakan bagian otot yang tipis (membraneous) yang di¬sebut myocoma (Rahardjo, 1985).
b.      Otot Jantung
Tersusun atas otot dan jaringan-jaringan pengikat, otot jantung berwarna merah gelap. Hal ini berbeda dengan otot bagian badan yang biasanya berwarna coklat. Susu¬nan otot jantung (mycocardium) dibungkus oleh sesuatu selaput, yaitu bagian luar disebut pericardium dan ba¬gian dalam disebut endocardium. Sifat otot ini involun¬tary (tidak dipengaruhi saraf sadar) (Rahardjo, 1985).
c.       Otot Polos
Otot yang mempunyai sifat involuntary ini terdapat bebe¬rapa bagian organ, antara lain, saluran pencernaan, gelembung renang, saluran reproduksi dan ekskresi, mata dan sebagainya (Djuanda, 1981).
C. Sistem Skeleton (Sistem Rangka)
Rangka pada ikan berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang atau menyokong organ-organ tubuh, melindungi organ-organ tubuh ikan dan berfungsi pula dalam pembentukkan butir darah merah (Rahardjo, 1985).
Rangka pada ikan berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang organ tubuh, melindungi organ tubuh, dan menunjang pembentukan butiran darah merah (Sugiri, 1992).
Menurut Rahardjo (1985), Rangka pada ikan dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1.    Rangka axial, terdiri dari :
a.     Tulang tengkorak
Secara umum perkembangannya  berasal dari tiga sumber, yaitu :
·      Dermocranium, yaitu tulang tengkorak yang asalnya dibuat dari sisik yang berfungsi sebagai dermis.
·      Chondrocranium, yaitu pembungkus otak yang berasal dari tulang rawan.
·      Splanchnocranium, yaitu tulang tengkorak yang berasal dari rangka penyokong lengkung insang.
Umumnya tulang - tulang dermal membentuk atap tengkorak. Sepasang tulang parietal terletak didaerah atap tengkorak paling belakang. Sepasang tulang frontal yang merupakan keeping dermal yang luas berkembang tepat didepan tulang parietal. Sepasang tulang nasal yang bentuknya memanjang dan terletak diantara dua lubang hidung. Beberapa tulang dermal yang terdapat pada tulang- tulang tersebut yaitu post frontal, prefrontal, postnarietal, dan masih banyak lagi. Sepasang tulang lacrimal terdapat pada bagian anterior sisik tengkorak .Pada bagian telinga terdapat pada tulang squamosal, yang merupakan tulang dermal. Rahang atas terdiri dari tulang maxilla dan premaxila.Permaxilla dan maxilla pada beberapa ikan terutama ikan buas, seringkali dilengkapi dengan gigi-gigi. Tulang dermal yang terdapat pada langit-langit mulut ialah  prevomer, endopterygoid, ectopterygoid, palatine (masing-masing terdiri atas satu pasang) dan pharaspenoid (satu buah). Tulang dermal yang terdapat pada rahang bawah ialah dentary, splenial, angular dan articular. Tulang dentary yang dilengkapi deangan gigi-gigi. Tulang punggung dan tulang rusuk. Secara emnbriologik, tulang punggung berkebang dari sceletome yang terdapat pada sekeliling notochorda dan batang saraf,tiap-tiap pasang sceletome berkembangmenjadi empat pasang rawan yang dinamakan arcualia (Rahardjo, 1985).
Dua pasang arcuale terletak diatas notochorda, Bagian depan disebut basidorsal yang akan berkembang menjadi lengkungneural dan bagian belakang dinamakan interdorsal. Dua pasang arcuela lagi terdapat pada bagian bawah notochorda yang didepan dinamakan basiventral yang berkembangmenjadi lengkung haimal, sedangkan bagian belangkang interventral. Interventral daninterdorsal pada conricthye berkembang menjadi kuping intercalary yang terdapat pada ruas tulang punggung. Jadi ruas tulang punggung dibentuk oleh arcualia yang mengadakan invasi mengelilingi notochorda. Berdasarkan pembentukannya, terdapat dua macam tulang punggung yang monospondyly dan diplospondyly. Tulang punggung yang monospondyly dibentuk dari persatuan interdorsal dan interventral suatu somite dengan basidorsal dan basiventral somite dibelakangnya (Rahardjo, 1985).



b.     Tulang punggung dan tulang rusuk
Secara embriotik tulang punggung berkembang menjadi scelerotome yang terdapat pada sekeliling notochondria dan batang saraf. Tiap pasang scelerotome berkembang menjadi empat pasang tulang rawan yang dinamakan areulia. Tulang punggung badan dan tulang punggung ekor. Tiap-tiap ruas di daerah badan dilengkapi dengan sepasang tulang rusuk kiri dan kanan untuk melindungi organ dalam rongga badan (Rahardjo, 1985).           
2.    Rangka visceral
 Rangka ini terdiri dari struktur tulang yang menyokong insang dan mengelilingi pharynk. Struktur ini terdiri dari tujuh lengkung tulang insang. Dua lengkung insang yang pertama menjadi bagian dari tulang tengkorak, sedangkan yang lainnya berfungsi sebagai penyokong insang(Rahardjo, 1985).
3.    Rangka apendikular
Rangka apendikular adalah tulang penyokong sirip dan pelekatnya. Pada ikan terdapat lima macam sirip, yaitu sirip tunggal (sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur) dan sirip berpasangan (sirip dada dan sirip perut) (Rahardjo, 1985).
Sistem skeleton merupakan sistem tulang rangka.  Secara embriologi, tulang punggung berkembang dari scerotome yang terdapat di sekeliling notochord dan batang saraf. Tulang punggung di daerah badan (abdominal) dibentuk bersamaan dengan tulang di daerah ekor (caudal). Tiap ruas tulang di daerah badan dilengkapi oleh sepasang tulang rusuk (pleural rib) kiri dan kanan yang berfungsi untuk melindungi organ-organ yang ada di dalam rongga badan.  Pada batang ekor bagian bawah terdapat satu cucuk hemal (hemal spine) dan pada bagian atas terdapat cucuk neural (neural spine) (Rahadjo, 1980).  
3. Perbedaan insang pada ikan di tiap-tiap kedalaman
Ø Berdasarkan tingkat kedalaman laut terbagi atas empat bagian yaitu zona Lithoral, zona Neritik, zona Batial, zona Abisal. Tiap-tiap kedalaman laut pasti berbeda-beda ikan yang menghuninya begitu juga insang pada ikan pasti berbeda-beda pada tiap kedalaman. Sebagai contoh ikan julung-julung yang menghuni pada permukaan perairan akan kekurangan oksigen bila ikan tersebut berpindah pada perairan dasar laut, dan Oleh karna itu ikan yang hidup didasar laut dapat alat bantu pernafasan seperti labirin.Jadi intinya pada tiap-tiap kedalaman air laut yang dihuni oleh berbeda-beda spesies ikan, maka insang yang ada pada ikan juga pasti berbeda pada tiap-tiap kedalaman ikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar